Senin, 21 November 2011

Pemimpin Laissez Faire


Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari tipe kepemimpiann otoriter, jika dilihat dari segi perilaku ternyata tipe kepemimpinan ini cenderung didominasi oleh perilaku kepemimpinan kompromi dan perilaku kepemimpinan pembelot.

Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memimpin, justru membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya. Pemimpin yang termasuk tipe ini sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan kerjasama diserahkan kepada bawahannya, tanpa petunjuk dari pimpinan. Kekuasaan dan tanggung jawab menjadi simpang siur, berserakan diantara bawahannya. Dengan demikian, dalam kepemimpinan ini akan mudah terjadi kekacauan dan tingkat keberhasilan organisasi yang dipimpin dengan gaya laissez faire semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa bawahan bukan karena pengaruh dari pimpinannya.

Pemimpin laissez faire menurut Sondang dapat dilihat dari karakteristik kepemimpinan yang digunakannya, misalnya dalam :
1) Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif,
2) Pengambilan keputusan diserahkan kepada pemimpin yang lebih rendah dan para petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata menuntut keterlibatannya tidak terganggu.
3) Status quo organisasional tidak terganggu,
4) Penumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang inovatif dan kreatif diserahkan kepada para bawahan.
5) Selama bawahan menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pemimpin dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat yang minimum.
Seperti hal nya tipe pemimpin yang kharistmatik ini, tipe ini tidak banyak literatur yang membahasnya. Akan tetapi tipe pemimpin ini mempunyai karakteristik utama yaitu segala sesuatu akan berjalan lancar sebgai mestinya, yang perlu dilakukan adalah mengawasi alur kegiatan organisasi sesuai dengan apa adanya.
Peranan pemimpin tipe ini adalah biasanya sebagai ‘polisi lalu lintas’ dengan anggapan bahwa anggota organisasi sudah mengetahui dan cukup dewasa untuk taat pada peraturan dan permainan yang berlaku. Dengan demikian peranan tipe pemimpin ini adalah pasif.
Sedangkan nilai-nilai yang dianut adalah bertolak pada filsafat hidup manusia yang mempunyai solidaritas, kebersamaan, kesetiaan dan ketaatan. Sehingga hal ini cukup memudahkan bagi pemimpin tipe ini untuk mengorganisir organisasinya. Dimana akan menimbulkan sikap permisif dan bertindak sesuai dengan keyakinan dan bisikan hati nuraninya asalkan kepentingan dan kebersamaan anggota organisasi tetap terjaga.
Gaya kepemimpinan oleh tipe pemimpin ini adalah:
  • Pedelegasian wewenang terjadi secara ekstensif.
  • Pengambilan keputusan diserahkan pada pejabat dibawahnya kecuali bilamana dibutuhkan kehadiran dan keterlibatannya.
  • Status quo organisasional tidak terganggu.
  • Pertumbuhan dan pengembangan kemampuan berfikir, inovatif, kreatifitas diserahkan pada pejabat dibawahnya dan anggota organisasi.
  • Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, maka intervensi pemimpin di dalam organisasi dalam tingkat yang minimum.

ref : http://belajarmanagement.wordpress.com/2009/07/02/tipe-pemimpin-laissez-faire/



Persekutuan komanditer

Persekutuan Komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) adalah suatu persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin.
Dari pengertian di atas, sekutu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :

  • Sekutu aktif atau sekutu Komplementer, adalah sekutu yang menjalankan perusahaan dan berhak melakukan perjanjian dengan pihak ketiga. Artinya, semua kebijakan perusahaan dijalankan oleh sekutu aktif. Sekutu aktif sering juga disebut sebagai persero kuasa atau persero pengurus.
  • Sekutu Pasif atau sekutu Komanditer, adalah sekutu yang hanya menyertakan modal dalam persekutuan. Jika perusahaan menderita rugi, mereka hanya bertanggung jawab sebatas modal yang disertakan dan begitu juga apabila untung, uang mereka memperoleh terbatas tergantung modal yang mereka berikan. Status Sekutu Komanditer dapat disamakan dengan seorang yang menitipkan modal pada suatu perusahaan, yang hanya menantikan hasil keuntungan dari inbreng yang dimasukan itu, dan tidak ikut campur dalam kepengurusan, pengusahaan, maupun kegiatan usaha perusahaan. Sekutu ini sering juga disebut sebagai persero diam.
Persekutuan komanditer biasanya didirikan dengan akta dan harus didaftarkan. Namun persekutuan ini bukan merupakan badan hukum (sama dengan firma), sehingga tidak memiliki kekayaan sendiri.
Jenis-jenis CV
Berdasarkan perkembangannya, bentuk perseroan komanditer adalah sebagai berikut:
  • Persekutuan komanditer murni
Bentuk ini merupakan persekutuan komanditer yang pertama. Dalam persekutuan ini hanya terdapat satu sekutu komplementer, sedangkan yang lainnya adalah sekutu komanditer.
  • Persekutuan komanditer campuran
Bentuk ini umumnya berasal dari bentuk firma bila firma membutuhkan tambahan modal. Sekutu firma menjadi sekutu komplementer sedangkan sekutu lain atau sekutu tambahan menjadi sekutu komanditer.
  • Persekutuan komanditer bersaham
Persekutuan komanditer bentuk ini mengeluarkan saham yang tidak dapat diperjualbelikan dan sekutu komplementer maupun sekutu komanditer mengambil satu saham atau lebih. Tujuan dikeluarkannya saham ini adalah untuk menghindari terjadinya modal beku karena dalam persekutuan komanditer tidak mudah untuk menarik kembali modal yang telah disetorkan.
Prosedur Pendirian
Dalam KUH Dagang tidak ada aturan tentang pendirian, pendaftaran, maupun pengumumannya, sehingga persekutuan komanditer dapat diadakan berdasarkan perjanjian dengan lisan atau sepakat para pihak saja (Pasal 22 KUH Dagang). Dalam praktik di Indonesia untuk mendirikan persekutuan komanditer dengan dibuatkan akta pendirian/berdasarkan akta notaris, didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri yang berwenang dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara RI. Dengan kata lain prosedur pendiriannya sama dengan prosedur mendirikan persekutuan firma.
ciri dan sifat cv :

  - sulit untuk menarik modal yang telah disetor
  - modal besar karena didirikan banyak pihak
  - mudah mendapatkan kridit pinjaman
  - ada anggota aktif yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan ada yang pasif            tinggal menunggu keuntungan
  - relatif mudah untuk didirikan
  - kelangsungan hidup perusahaan cv tidak menentu

Alasan pemilihan CV
  1. Pendiriannya lebih mudah dan cepat, serta biayanya juga lebih murah daripada PT.
  2. Tidak ada ketentuan memakai nama CV seperti halnya dengan PT.
  3. Tidak ada ketentuan mengenai modal dasar dan kepemilihan saham perseroan didalam AD.
  4. AD (akta pendiriannya) tidak perlu mendapat pengesahan Meneri Hukum dan HAM RI.  


Kelebihan Persekutuan Komanditer
  1. Modal yang dikumpulkan lebih besar.
  2. Anda lebih mudah menerima suntikan dana dikarenakan badan usaha persekutuan komanditer sudah cukup populer di Indonesia.
  3. Kemampuan manajemennya lebih besar.
  4. Pendiriannya relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan perseroan terbatas (PT).
Kelemahan Persekutuan Komanditer
  1. Seperti yang telah saya terangkan diatas, sebagian anggota atau sekutu di persekutuan komanditer mempunyai tanggung jawab tidak terbatas.
  2. Kelangsungan hidupnya tidak menentu.
  3. Sulit untuk menarik kembali modal yang telah ditanam, terutama bagi sekutu pimpinan.

ref : http://id.wikipedia.org/wiki/Persekutuan_komanditer
       susantiningrum.staff.fkip.uns.ac.id/.../PERSEKUTUAN-KOMANDITER



Organisasi Niaga



Organisasi Niaga
Organisasi yang tujuan utamanya mencari keuntungan
Macam-macam Organisasi Niaga

1.Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas dahulu disebut Naamloze Vennootschaap (NV), yaitu suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya.

Perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan. Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham memiliki tanggung jawab yang terbatas yaitu sebanyak saham yang dimiliki.

Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan mendapatkan keuntungan maka keuntungan tersebut dibagi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Perseroan Terbatas ada 3 macam yaitu PT Terbuka, PT Tertutup dan PT Kosong.
Perbedaannya:

PT Terbuka menjual saham kepada masyarakat umum melalu pasar modal (go public) dan setiap orang berhak membeli saham perusahaan tersebut.
PT Tertutup modalnya berasal dari kalangan tertentu saja, misal dari kalangan kerabat atau keluarga dan tidak dijual ke umum.
Sedangkan PT Kosong adalah perseroan terbatas yang tidak memiliki kegiatan apa-apa tetapi telah memiliki izin usaha dan izin lainnya.

2.Perseroan Komanditer (CV)
Persekutuan Komanditer atau biasa disebut CV (Commanditaire Vennootscap) adalah suatu persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin.

Bentuk CV dibagi menjadi 3 yaitu CV Murni, CV Campuran dan CV Bersaham.

CV Murni hanya terdapat satu sekutu komplementer, yang lain merupakan sekutu komanditer.
CV Campuran terbentuk dari suatu firma yang membutuhkan tambahan modal. Dimana sekutu firma tersebut menjadi sekutu komplementer sedangkan sekutu lain menjadi sekutu komanditer.
CV Bersaham adalah CV yang mengeluarkan saham yang tidak dapat diperjualbelikan. Sekutu komplementer maupun komanditer mengambil satu saham atau lebih.

3.Firma (FA)
Firma dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan nama bersama untuk menjalankan satu bisnis. Pembentukan firma mengakibatkan tanggung jawab masing-masing anggota firma tidak terbatas. Meski terdapat pemisahan antara harta usaha dan harta pribadi, namun angota firma mempunyai keharusan melunasi kewajiban usaha sampai pada harta pribadinya.
Firma mempunyai ketentuan yaitu :
•Setiap anggota berhak menjadi pemimpin.
•Seorang anggota tidak boleh memasukkan orang lain untuk menjadi anggota tanpa persetujuan dari anggota lain.
•Keanggotaan tidak dapat dipindah tangankan kepada orang lain selama anggota tersebut masih hidup.
•Apabila kekayaan perusahaan tidak cukup untuk menutup kewajiban usaha, maka kekayaan pribadi anggota menjadi jaminan.
Kelebihan Organisasi Niaga (Firma) :
1.Terdapat pembagian kerja Diantara para anggota sehingga kemampuan manajemennya lebih baik.
2.Pendiriannya relatif lebih mudah karena tanpa akte pendirian.
3.Kebutuhan modal dapat tercukupi karena menghimpun dana dari beberapa orang. Ada kemudahan memperoleh kredit karena mempunyai kemampuan finansial yang besar.
Kekurangan Organisasi Niaga (Firma) :
1.Tanggung jawab pemilik tidak terbatas dan kepemilikan pribadi menjadi jaminan bagi kewajiban perusahaan.
2.Kerugian yang disebabkan seorang anggota harus ditanggung bersama oleh anggota lain.
3.Kelangsungan perusahaan tidak menentu. Jika salah seorang anggota membatalkan perjanjian, maka Firma menjadi bubar.


4.Koperasi
Koperasi adalah suatu jenis badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berasaskan kekeluargaan. Tujuan koperasi adalah mensejahterakan anggotanya (menurut UUD 1945 pasal 33 ayat 1).

Jenis-jenis koperasi antara lain:
a. Koperasi simpan pinjam, yaitu koperasi yang bergerak di bidang simpanan dan pinjaman.
b. Koperasi konsumen, yaitu koperasi yang beranggotakan para konsumen dengan menjalankan kegiatan jual beli barang konsumen.
c. Koperasi produsen, yaitu koperasi yang beranggotakan para pengusaha UKM dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan penolong untuk anggotanya.
d. Koperasi pemasaran, yaitu koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan produk atau jasa koperasi anggotanya.
e. Koperasi jasa, yaitu koperasi yang bergerak di bidang usaha jasa lainnya.

5.Join Ventura
Joint Ventura atau Perusahaan Patungan adalah sebuah kesatuan yang dibentuk antara 2 pihak atau lebih untuk menjalankan kegiatan ekonomi bersama. Perusahaan ini umumnya untuk suatu proyek khusus saja dan bisa berupa badan hukum, kemitraan atau struktur resmi lainnya bergantung pada jumlah pertimbangan seperti pertanggungjawaban pajak dan kerugian.

6.Trust
Trust merupakan organisasi yang sengaja dibentuk untuk menghindari kerugian-kerugian dan meningkatkan keuntungan. Trust adalah penggabungan dua unit usaha menjadi satu dan masing-masing unit usaha kehilangan identitasnya. Beberapa perusahaan yang telah melebur akan melahirkan perusahaan baru yang lebih besar. Seluruh kekayaan perusahaan lama dipindahkan keperusahaan baru. Trust dapat mengeluarkan saham atau obligasi. Tanggung jawab pemilik saham hanya sebatas modal yang ditanamkan. Karena itu trust merupakan salah satu jenis perseroan.

7.Kartel
Kartel Adalah persekutuan perusahaan-perusahaan dibawah suatu perjanjian untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kartel identitas masing-masing perusahaan masih utuh dan tetap berdiri sendiri. Bentuk-bentuk kartel adalah kartel daerah (pembagian daerah pemasaran), kartel produksi (penentuan luas produksi), kartel kondisi (pengaturan syarat-syarat penjualan, penyerahan barang, pemberian diskon, dan sebagainya), kartel pembagian laba (penentuan cara pembagian dan besarnya laba), dan kartel harga (penentuan harga minimal).

8.Holding Company
Holding Company terjadi bila ada suatu perusahaan dalam kondisi yang baik secara finansial kemudian membeli saham-saham dari perusahaan lain. Atau terjadi pengambilalihan kekuasaan dan kekayaan dari suatu perusahaan ke holding company. Holding Company sendiri adalah perusahaan induk yang memiliki saham pada beberapa anak perusahaan. Umumnya menyerahkan pengelolaan bisnis yang dimilikinya pada manajemen yang terpisah. Contoh holding company misalnya Bakerie & Brothers.


ref : http://bazzsystem.blogspot.com

Sabtu, 22 Oktober 2011

Pola Organisasi Lini/Garis dan Staff

Bagan bentuk Organisasi dapat dilihat pada Gambar 1. Pada gambar tersebut ditunjukkin bahwa Manajer Produksi bertanggungjawab atas produksi kain tenun dan kain jadi (finishing). Untuk melaksanakan kegiatan tersebut Manajer Produksi dapat melimpahkan wewenangnya kepada Kepala Bagian Pertenunan dan Kepala Bagian Finishing, terus ke bawah sampai ke seksi-seksi. Hubungan antara manajer dengan satuan-satuan organisasi tersebut berlangsung menurut garis lurus. Hubungan yang demikian dinamakan hubungan lini atau hubungan garis. Untuk memproduksi berbagai macam jenis/motif, demikian pula kualitas produk yang akan dihasilkan, ia dapat meminta saran dari Staff Penelitian Pasar dan Staff Planning Quality and Control (PHQ). Hubungan staff dengan pejabat lini ini dinamakan hubungan staff.


Gambar 1. Pola Organisasi Lini/Garis dan Staff dari sebuah perusahaan industri tekstil.

Gambar 2. adalah contoh pola Organisasi Lini/Garis dan Staff dari Pola Organisasi Departemen Pemerintah Republik Indonesia. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1947 tentang Pokok-pokok Organisasi Departemen, susunan organisasi departemen terdiri dari:

1) Unsur Pimpinan: Menteri,
2) Unsur Pembantu Pimpinan: Sekretariat Jendral (Sekjen),
3) Unsur Pelaksana: Direktorat Jendral (Ditjen),
4) Unsur Pengawasan: Inspektorat Jendral (Itjen).
  • Sekretariat Jendral dipimpin oleh Sekretaris Jendral (Sekjen),
  • Direktorat Jendral dipimpin oleh Direktur Jendral (Dirjen), dan
  •  Inspekturat Jendral dipimpin oleh Inspektur Jendral (Irjen),

Staff Ahli Menteri secara administratif berada dalam lingkungan Sekrretariat Jendral.


Gambar 2. Pola Organisasi Lini/Garis dan Staff dari Organisasi Departemen RI.

Keterangan gambar:
  1. Menteri adalah sebagai unsur pimpinan departemen. Di samping kedudukannya sebagai pimpinan departemen, Menteri adalah pebantu Presiden dalam bidang yang menjadi tugas kewajibannya. Menteri mempnyai tugas untuk memimpin departemennya, menentukan kebijaksanaan, membina dan melaksanakan kerjasama dengan departemen, instansi dan organisasi lain untuk memecahkan persoalan yang ada, terutama yang menyangkut bidang tanggungjawabnya.
  2. Inspekturat Jendral, adalah unsur pengawasan dalam departemen yang berada langsung di bawah Menteri. Tugas pokok Inspektorat Jendral ialah melakukan pengawasan dalam lingkungan departemen terhadap pelaksanaan tugas semua unsur departemen agar dapat berjalan sesuai rencana dan peraturan yanga berlaku, baik tugas yang bersifat rutin maupun tugas pembangunan.
  3. Sekretariat Jendral, adalah unsur pembantu pimpinan dalam departemen yang berada langsung di bawah Menteri. Tugas pokok Sekretariat Jendral ialah menyelenggarakan pembinaan administrasi, organisasi, dan ketatalaksanan terhadap seluru unsur di lingkungan departemen dan memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada Menteri, Inspektorat Jendral, Direktorat Jendralm dan Unit Organisasi lainnya di lingkungan departemen dalam rangka pelaksanaan tugas pokok departemen.
  4. Direktorat Jendral, adalah unsur pelaksana dari sebagian tugas pokok dan fungsi departemen yang berada langsung diawah Menteri. Tugas pokok Direktorat Jenderal ialah melaksanakan sebagaian tugas pokok departemen di bidangnya berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri.

Kebaikan Dan Kelemahan Organisasi Lini/Garis Staff

Kebaikan-Kebaikan Organisasi Lini/Garis dan Staff

Organisasi lini/garis dan staff mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:
  1. Adanya pembagian pekerjaan (distribution of woek) yang jelas, antara pejabat-pejabat lini/garis dan pejabat staff..
  2. Adanya kesempatan yang baik dari para pegawai untuk mengembangkan diri sesuai kemampuan dan bakat masing-masing.
  3. Pimpinan dapat mengatasi berbagai macam persoalan berkat bantuan staff yang berupa saran-saran.
  4. Staff dapat memperingan pekerjaan pimpinan sehingga dapat menigkatkan efisiensi kerja.
  5. Koordinasi mudah dijalankan dalam setiap kelompok (kelompok lini dan staff).
  6. Disiplin dan moral tinggi karena para anggota bekerja menurut kemampuan dan keahlian masing-masing.
  7. Prinsip dalam kepegawaian yang mengatakan the right man in the right place dapat diterapkan.
  8. Spesialisasi dapat dipergunakan secara maksimal.
  9. Staff mampu mendidik para pekerja sesuai bakat masing-masing.
  10. Para bawahan dapat mengetahui secara jelas kepada siapa mereka harus bertanggung jawab.



Kelemahan Organisasi Lini/Garis Staff

Di samping mempunyai keuntungan, organisasi lini/garis juga memiliki kelemahan, antara lain:
  1. Sering terjadi pertentangan antara pejabat lini/garis dengan pejabat staff karena masing-masing merasa labih mengetahui masalah yang sedang terjadi. Pejabat lini memandang masalah dari segi pelaksanaan tugas di lapangan (operasional) dan bagaimana situasi yang sedang terjadi. Sedang pejabat staff biasanya memandang masalah didasarkan pada norma, aturan-aturan atau teori. Menurut teori benar, tetapi belum tentu teori itu dapat dipraktekkan di lapangan. Pertentangan yang terjadi antar pejabat staff dengan pejabat lini/garis ini seringkali menghamat pelaksanaan tugas organisasi.
  2. Saran-saran dari staff kadang-kadang disampaikan dalam bentuk perintah. Bagi para pekerja hal ini akan membingungkan karena sulit untuk membedakan mana yang dianggap perintah dan mana yang dianggap saran.
  3. Perintah dari pejabat lini kadang-kadang kurang mendapat perhatian dari para pekerja karena para pekerja lebih percaya kepada staff daripada atasannya.
  4. Perintah dari pejabat lini belum tentu seirama dengan nasihat staff karena kedua pejabat itu (lini dan staff) memandang suatu masalah dari kacamata yang berbeda.

BENTUK ORGANISASI LINI DAN STAF (LINE AND STAFF ORGANIZATION)

Bentuk organisasi lini dan staff merupakan perpaduan antara dua bentuk organisasi, yaitu organisasi lini dan organisasi staff. Wewenang diserahkan dari pucuk pimpinan kepada unit-unit (satuan-satuan) organisasi yang ada di bawahnya dalam semua bidang pekerjaan dan di bawah pucuk pimpinan ditempatkan staff. Staff ini tidak mempunyai wewenang lini/garis (wewenang komando) ke bawah. Staff hanya berfungsi sebagai pemberi nasihat, pemberi pertimbangan sesuai bidang keahliannya.

Staff dapat pula ditempatkan di setiap satuan organisasi apabila dibutuhkan.

Ciri-ciri Organisasi Lini dan Staff

Berdasarkan uraian di atas maka organisasi lini dan staff mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dipergunakan oleh organisasi-organisasi yang besar dan kompleks.
2. Jumlah anggota relatif banyak.
3. Unit-unit dalam organisasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
  • Unit-unit lini/garis, satu sama lai berhubungan menurut garis komando mulai top manager (pimpinan puncak), sampai dengan unit lini yang paling bawah. Yang dimaksud dengan unit lini ialah unit-unit yang secara langsung terlibat dalam pelaksanaan pencapaian tjuan organisasi.
  • Unit staff yang dihubungkan dengan garis tata-hubungan staff. Yang dimaksud unit staff adalah unit yang tidak secara langsung ikut terlinat dalam pencapaian tujuan organisasi, tetapi hanya memberikan bantuan di bidang pengadaan pegawai, keuangan, material dan bantuan lainnya baik untuk kepentigan unit lini maupun kepentingan unit staff sendiri.
  • Karena jumlah anggota organisasi relatif bannyak maka hubungan yang sifatnya tatap muka (face to face communication) tidak mungkin lagi dapat dilaksanak bagi seluruh anggota organisasi.

BENTUK ORGANISASI FUNGSIONAL DAN LINI DAN STAF

Bentuk organisasi fungsional, lini dan staf (Functional Line and Staff Organization) adalah suatu organisasi yang merupakan perpaduan dari tiga bentuk organisasi, yaitu organisasi fungsional, organisasi lini dan organisasi staf. Bentuk organisasi fungsional, lini dan staf adalah organisasi dimana wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada unit-unit (satuan-satuan) organisasi yang ada dibawahnya dalam bidang-bidang pekerjaan tertentu sesuai kebutuhan organisasi. Masing-masing pimpinan dari setiap unit berhak memerintah semua satuan pelaksana sepanjang menyangkut bidang tugas masing-masing. Setiap satuan pelaksana mempunyai wewenang dalam bidang pekerjaannya, dan dibawah pucuk pimpinan ditempatkan staf sebagai pembantu atau sebagai penasihat pimpinan. Jadi pada dasarnya sama dengan bentuk organisasi fungsional dan lini, hanya di bawah pucuk pimpinan ditempatkan staf sebagai pembantu atau sebagai penasihat.


Bagan Organisasi Fungsional, Lini, dan Staff (Functional, Line, and Staff Organization)