>> PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Setiap individu dalam organisasi membuat keputusan. Para manajer puncak, sebagai contoh menentukan tujuan
organisasi mereka, produk atau jasa apa yang akan di produksi, bagaimana
sebaiknya mengorganisasikan dan mengkoordinasikan unit kegiatan dan sebagainya, termasuk manajer tingkat menengah atau bawah
tergantung pada kewenangan nya masing-masing. Kualitas keputusan manajerial merupakan ukuran dari effektivitas manajer.
Proses pengambilan keputusan adalah bagaimana perilaku dan pola
komunikasi manusia sebagai individu dan sebagai anggota kelompok dalam struktur
organisasi salah satu pentingnya adalah pengambilan keputusan.
II. Rumusan Masalah
1. Pembagian kerja
2. Pendelegasian wewenang
3. Departementasi
4. Rentang kendali
>> PEMBAHASAN
I. Pembagian Kerja
Pembagian kerja adalah upaya untuk menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan dan pekerjaan (yang telah disusun dalam proses perencanaan) yang mungkin saja bersifat kompleks menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik tersebut.
Kadangkala Pembagian Kerja dinamakan dengn Pembagian Tenaga Kerja, namun lebih sering digunakan Pe,bagian Kerja karenayang dibagi-bagi adalah pekerjaannya bukan orangnya.
II. Pendelegasian Wewenang
Wewenang merupakan syaraf yang berfungsi sebagai penggerak dari pada kegiatan-kegiatan. Wewenang yang ada pada diri seseorang yang bersifat formal harus didukung pula dengan wewenang yang bersifat informal, untuk mendapatkan kerjasama yang baik dengan bawahan. Disamping itu wewenang juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman, dan kepemimpinan. Wewenang berfungsi untuk menjalankan kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi.
Agar wewenang yang dimiliki oleh seseorang dapat ditaati oleh bawahan maka diperlukan adanya:
> Kekuasaan (power), yaitu kemampuan untuk melakukan hal tersebut, dengan cara mempengaruhi individu, kelompok, keputusan. Menurut jenisnya kekuasaan dibagi menjadi dua, yaitu :
- Kekuasaan posisi (position power) yang didapat dari wewenang formal, besarnya ini tergantung pada besarnya pendelegasian orang yang menduduki pososo tersebut.
- Kekuasaan pribadi (personal power), berdasar dari para pengikut dan didasarkan pada seberapa besar pengikut mengagumi, respek dan merasa terikat dengan pemimpin.
III. Departementasi
Departementasi atau pengelompokkan kerja pada dasarnya adalah proses pengelompokkan dan penamaan bagian atau kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu. Efisiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi itu sendiri. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokkan itulah yang disebut departementasi. Macam bentuk departementasi yaitu :
- Departementasi Fungsional, yaitu mengelompokkan fungsi yang sama atau kegiatan sejenis untuk membentuk satuan organisasi. ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.
- Departementasi Devisional, yaitu dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
- Organisasi Proyek dan Matriks, yaitu merupakan bentuk departementasi campuran (hibrid design). ini dilakukan dengan mengkombinasikan kebaikan-kebaikan dari sistem fungsional dan divisional dengn menghindarkan segala kelemahannya.
IV. Rentang Kendali
Prinsip rentang manajemen atau kendali berkaitan dengan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektifoleh seorang manajer. Pengertian rentang manajemen dapat bermacam-macam ada yang mengatakan span of control, span of authority, span of attention, atau span of supervision.
Berapa sebenarnya bawahannya seorang manajer yang diperlukan agar manajer dapat melaksanakan tugasnya dengan efektif dan efisien. Disini belum ada ketentuan yang pasti berapa seharusnya bawahan yang ada dalam tanggung jawabnya. Bawahan yang terlalu banyak kurang baik, demikian pula jumlah bawahan yang terlalu sedikit juga kurang baik. Ada dua alasan mengapa diperlukan penentuan rentang yang baik da tepat. Pertama rentang manajeman mempengaruhi penggunaan efisien dari manajer dan pelaksanaan kerja efektif dari bawahan mereka. Kedua, adanya hubungan antara rentang manajemen dengan struktur organisasi, dimana semakin sempit rentang manajemen maka struktur organisasi akan berbentuk "tall" sedang rentang manajemen yang lebar akan membentuk struktur organisasi "flat" yang berarti tingkatan manajemen semakin sedikit.
Untuk memilih suatu rentang manajemen, manajer harus mempertimbangkan hubungan manajer dengan bawahan dalam dua kelompok atau lebih, juga memperhatikan hubungan satu dengan satu secara langsung denga bawahan.
Ada pula faktor yang mempengaruhi rentang manajemen, seperti berikut :
1. Kesamaan fungsi
2. Kedekatan geografis
3. Tingkat penawaran langsung
4. Tingkat koordinasi pengawasan
5. Perencanaan
6. Bantuan organisasi yang tersedia.
>> KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pengambilan keputusan manajerial untuk menentukan struktur organisasi ada 4 tahap, yaitu yang pertama pembagian kerja yang berguna untuk penyederhanaan pekerjaan ke yang lebih yang spesifik. Kedua, pendelegasian wewenang berfungsi sebagai penggerak kegiatan-kegiatan dalam organisasi. Ketiga, departementasi adalah untuk pengelompokkan pekerjaan dalam kriteria tertentu. Keempat, rentang kendali adalah bagaimana pengendalian manajer terhadap bawahan-bahannya agar dapat bekerja efektif dan efisien. Dan dapat disimpulkan pula bahwa dalam pengambilan keputusan harus didukung dari berbagai aspek dan kekuatan. Jadi keputusan harus dianggap sebagai sarana bukan hasil. Keputusan adalah mekanisme organisasional dengan bentuk usaha untuk mencapai suatu tujuan yang tertentu. Dengan kata lain merupakan
respon organisasional terhadap suatu masalah. Setiap keputusan merupakan hasil
dari suatu
proses dinamik yang dipengaruhi oleh berbagai kekuatan.
Sumber :
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_manajemen_umum/
http://www.scribd.com/dvoevva/d/57354962-PEMBUATAN-KEPUTUSAN-MANAJERIAL