Tipe kepemimpinan ini merupakan kebalikan
dari tipe kepemimpiann otoriter, jika dilihat dari segi perilaku ternyata tipe
kepemimpinan ini cenderung didominasi oleh perilaku kepemimpinan kompromi dan
perilaku kepemimpinan pembelot.
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memimpin, justru membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya. Pemimpin yang termasuk tipe ini sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan kerjasama diserahkan kepada bawahannya, tanpa petunjuk dari pimpinan. Kekuasaan dan tanggung jawab menjadi simpang siur, berserakan diantara bawahannya. Dengan demikian, dalam kepemimpinan ini akan mudah terjadi kekacauan dan tingkat keberhasilan organisasi yang dipimpin dengan gaya laissez faire semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa bawahan bukan karena pengaruh dari pimpinannya.
Pemimpin laissez faire menurut Sondang dapat dilihat dari karakteristik kepemimpinan yang digunakannya, misalnya dalam :
1) Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif,
2) Pengambilan keputusan diserahkan kepada pemimpin yang lebih rendah dan para petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata menuntut keterlibatannya tidak terganggu.
3) Status quo organisasional tidak terganggu,
4) Penumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang inovatif dan kreatif diserahkan kepada para bawahan.
5) Selama bawahan menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pemimpin dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat yang minimum.
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memimpin, justru membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya. Pemimpin yang termasuk tipe ini sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya. Pembagian tugas dan kerjasama diserahkan kepada bawahannya, tanpa petunjuk dari pimpinan. Kekuasaan dan tanggung jawab menjadi simpang siur, berserakan diantara bawahannya. Dengan demikian, dalam kepemimpinan ini akan mudah terjadi kekacauan dan tingkat keberhasilan organisasi yang dipimpin dengan gaya laissez faire semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa bawahan bukan karena pengaruh dari pimpinannya.
Pemimpin laissez faire menurut Sondang dapat dilihat dari karakteristik kepemimpinan yang digunakannya, misalnya dalam :
1) Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif,
2) Pengambilan keputusan diserahkan kepada pemimpin yang lebih rendah dan para petugas operasional, kecuali dalam hal-hal tertentu yang nyata-nyata menuntut keterlibatannya tidak terganggu.
3) Status quo organisasional tidak terganggu,
4) Penumbuhan dan pengembangan kemampuan berpikir dan bertindak yang inovatif dan kreatif diserahkan kepada para bawahan.
5) Selama bawahan menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, intervensi pemimpin dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat yang minimum.
Seperti hal nya tipe pemimpin yang
kharistmatik ini, tipe ini tidak banyak literatur yang membahasnya. Akan tetapi
tipe pemimpin ini mempunyai karakteristik utama yaitu segala sesuatu akan
berjalan lancar sebgai mestinya, yang perlu dilakukan adalah mengawasi alur
kegiatan organisasi sesuai dengan apa adanya.
Peranan pemimpin tipe ini adalah
biasanya sebagai ‘polisi lalu lintas’ dengan anggapan bahwa anggota organisasi
sudah mengetahui dan cukup dewasa untuk taat pada peraturan dan permainan yang
berlaku. Dengan demikian peranan tipe pemimpin ini adalah pasif.
Sedangkan nilai-nilai yang dianut
adalah bertolak pada filsafat hidup manusia yang mempunyai solidaritas,
kebersamaan, kesetiaan dan ketaatan. Sehingga hal ini cukup memudahkan bagi
pemimpin tipe ini untuk mengorganisir organisasinya. Dimana akan menimbulkan
sikap permisif dan bertindak sesuai dengan keyakinan dan bisikan hati nuraninya
asalkan kepentingan dan kebersamaan anggota organisasi tetap terjaga.
Gaya kepemimpinan oleh tipe pemimpin
ini adalah:
- Pedelegasian wewenang terjadi secara ekstensif.
- Pengambilan keputusan diserahkan pada pejabat
dibawahnya kecuali bilamana dibutuhkan kehadiran dan keterlibatannya.
- Status quo organisasional tidak terganggu.
- Pertumbuhan dan pengembangan kemampuan berfikir,
inovatif, kreatifitas diserahkan pada pejabat dibawahnya dan anggota
organisasi.
- Sepanjang dan selama para anggota organisasi menunjukkan perilaku dan prestasi kerja yang memadai, maka intervensi pemimpin di dalam organisasi dalam tingkat yang minimum.
ref : http://belajarmanagement.wordpress.com/2009/07/02/tipe-pemimpin-laissez-faire/